PURWAKARTA -- Selama tahun 2009 ini, PT Telkom Kandatel Bekasi (wilayah Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) harus kehilangan 30 ribu pelanggan telepon kabel. Pasalnya, telepon kabel banyak kendala. Selain itu, telepon seluler dinilai lebih praktis dari pada telepon kabel. Karena ditinggalkan pelanggan, Telkom merugi hingga Rp 150 miliar.
General Manager PT Telkom Kandatel Bekasi, Teguh Prasetyo, mengatakan, pihaknya harus rela kehilangan 20 persen dari total pendapatan. Menurutnya, penyusutan pelanggan ini, akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi. Selain itu, diakuinya, telepon kabel sering mengalami gangguan, yang disebabkan oleh pencurian kabel.
''Kita tidak bisa menghindari perkembangan telepon selular yang semakin canggih dan murah,'' ujarnya, kepada Republika, Ahad (10/5).
Diakui dia, sebenarnya kalau dibandingkan dari aspek kualitas, telepon kabel lebih unggul dari perangkat telepon lainnya. Karena, perangkat komunikasi ini lebih jernih dan tidak dipengaruhi oleh sinyal frekwensi serta cuaca. Meski demikian, telepon ini juga memiliki kekurangan, yaitu ketika kabel tembaganya ada yang mencuri. Apalagi, tingkat pencurian kabel di Kandatel Bekasi ini sangat tinggi.
Adanya situasi yang kurang begitu bagus tersebut, pihaknya yang mencoba membuat terobosan baru. Tujuannya agar 30.000 pelanggan itu bisa kembali kepada telepon kabel. Salah satunya, berupa program Telepon Rumah Rejeki Tumpah (TRRT). Program ini, berupa pengumpulan poin-poin dari setiap penggunaan telepon yang nantinya diberikan reward.
Reward ini, paparnya, diberikan di akhir bulan dengan cara diundi. Selain itu, pihaknya juga menyediakan sejumlah fitur-fitur menarik, untuk memikat hati pelanggan.
Tetapi, kata dia, keikutsertaan pelanggan dalam program TRRT belum semuanya. Dia mencontohkan, dari total pelanggan telepon kabel di Purwakarta sebanyak 40 ribu, ternyata baru 9.000 yang sudah mengikuti program tersebut.
Selain ada program tambahan, pihaknya juga menjamin, pemasangan telepon kabel saat ini terbilang murah. Bahkan lebih rendah dari pembelian satu pesawat fleksi. Sebagaimana pemasangan baru di Karawang hanya dibutuhkan Rp 99.000 langsung kring.
Di tempat sama, Kepala Kantor Cabang Telkom (Kakancatel) Purwakarta, Muskab Muzakkar, mengungkapkan, beberapa persoalan dalam kenyamanan penggunaan telepon kabel masih menjadi kendala besar. Kendala tersebut antara lain maraknya pencurian kabel. Sepanjang tahun 2008, tercatat 293 kasus vandalisme. Kerugian akibat pencurian ini, ditaksir lebih dari Rp 1 miliar.
''Untuk menekan angka pencurian, kita sudah koordinasi dengan pihak kepolisian secara intensif. Hasilnya sejumlah tindak pencurian berhasil digagalkan,''ungkap Muskab.
Dia menjelaskan, di Purwakarta daerah telepon kabel yang rawan terhadap aksi pencurian berada di pinggiran. Seperti, Kecamatan Bojong, Wanayasa, Sukatani dan Plered. Sedangkan di Karawang, pencurian kabel marak terjadi di Kec Cilamaya, Cikampek dan Jati Sari. - win/ahi
--------------------------------
Ya emang gak praktis aja sekarang pake telpon kabel. Lagian dulu telpon kabel berjaya karena kan monopoli telkom, sekarang banyak pilihan, yg pelayanannya bobrok pasti ditinggal pelanggan. Hidup Konsumen!!!!
General Manager PT Telkom Kandatel Bekasi, Teguh Prasetyo, mengatakan, pihaknya harus rela kehilangan 20 persen dari total pendapatan. Menurutnya, penyusutan pelanggan ini, akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi. Selain itu, diakuinya, telepon kabel sering mengalami gangguan, yang disebabkan oleh pencurian kabel.
''Kita tidak bisa menghindari perkembangan telepon selular yang semakin canggih dan murah,'' ujarnya, kepada Republika, Ahad (10/5).
Diakui dia, sebenarnya kalau dibandingkan dari aspek kualitas, telepon kabel lebih unggul dari perangkat telepon lainnya. Karena, perangkat komunikasi ini lebih jernih dan tidak dipengaruhi oleh sinyal frekwensi serta cuaca. Meski demikian, telepon ini juga memiliki kekurangan, yaitu ketika kabel tembaganya ada yang mencuri. Apalagi, tingkat pencurian kabel di Kandatel Bekasi ini sangat tinggi.
Adanya situasi yang kurang begitu bagus tersebut, pihaknya yang mencoba membuat terobosan baru. Tujuannya agar 30.000 pelanggan itu bisa kembali kepada telepon kabel. Salah satunya, berupa program Telepon Rumah Rejeki Tumpah (TRRT). Program ini, berupa pengumpulan poin-poin dari setiap penggunaan telepon yang nantinya diberikan reward.
Reward ini, paparnya, diberikan di akhir bulan dengan cara diundi. Selain itu, pihaknya juga menyediakan sejumlah fitur-fitur menarik, untuk memikat hati pelanggan.
Tetapi, kata dia, keikutsertaan pelanggan dalam program TRRT belum semuanya. Dia mencontohkan, dari total pelanggan telepon kabel di Purwakarta sebanyak 40 ribu, ternyata baru 9.000 yang sudah mengikuti program tersebut.
Selain ada program tambahan, pihaknya juga menjamin, pemasangan telepon kabel saat ini terbilang murah. Bahkan lebih rendah dari pembelian satu pesawat fleksi. Sebagaimana pemasangan baru di Karawang hanya dibutuhkan Rp 99.000 langsung kring.
Di tempat sama, Kepala Kantor Cabang Telkom (Kakancatel) Purwakarta, Muskab Muzakkar, mengungkapkan, beberapa persoalan dalam kenyamanan penggunaan telepon kabel masih menjadi kendala besar. Kendala tersebut antara lain maraknya pencurian kabel. Sepanjang tahun 2008, tercatat 293 kasus vandalisme. Kerugian akibat pencurian ini, ditaksir lebih dari Rp 1 miliar.
''Untuk menekan angka pencurian, kita sudah koordinasi dengan pihak kepolisian secara intensif. Hasilnya sejumlah tindak pencurian berhasil digagalkan,''ungkap Muskab.
Dia menjelaskan, di Purwakarta daerah telepon kabel yang rawan terhadap aksi pencurian berada di pinggiran. Seperti, Kecamatan Bojong, Wanayasa, Sukatani dan Plered. Sedangkan di Karawang, pencurian kabel marak terjadi di Kec Cilamaya, Cikampek dan Jati Sari. - win/ahi
--------------------------------
Ya emang gak praktis aja sekarang pake telpon kabel. Lagian dulu telpon kabel berjaya karena kan monopoli telkom, sekarang banyak pilihan, yg pelayanannya bobrok pasti ditinggal pelanggan. Hidup Konsumen!!!!
Posted by: Andi Setyoko
Berita Harian, Updated at: 6:04 AM